Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dari Mushala ke Masjid

Membangun tempat ibadah, baik mushala maupun masjid memang membutuhkan modal yang besar. Karena itu tidak sedikit yang dalam proses pembangunan mushala atau masjid belum bisa langsung jadi dan siap pakai, butuh waktu yang boleh jadi beberapa tahun. Tentunya bergantung pada dana atau modal pembangunan itu sendiri, apakah dari lembaga/instansi, kelompok atau perorangan maupun amal jariyah dari siapa pun yang mau beramal.

Pada hakekatnya, mushala atau masjid itu memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai tempat beribadah; shalat lima waktu secara berjamaah, shalat-shalat Sunnah, dzikrullah, kegiatan keagamaan, peringatan hari-hari besar Islam, dan lain sebagainya. Satu hal yang boleh jadi membedakannya adalah shalat Jum'at, dimana pada umumnya shalat Jum'at itu dilaksanakan di masjid, paling tidak hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh masyarakat Islam Indonesia.

Walau dalam kenyataannya ada juga masjid yang tidak digunakan untuk shalat Jum'at, hal ini biasanya karena di sebuah desa itu ada beberapa masjid. Paling tidak, meskipun tidak digunakan untuk shalat Jum'at, masyarakat yang ada di sekitarnya bisa melaksanakan shalat tahiyatul masjid. Mungkin juga ada masjid yang seperti mushala (dalam kesehariannya jamaahnya tidak banyak) dan mushala yang seperti masjid (ada banyak jamaahnya), termasuk mushala yang berganti menjadi masjid karena perkembangan yang ada. Sebagaimana mushala waqaf Baiturrahman yang ada di Dusun Jati Desa Bendiljati Kulon Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung yang berganti menjadi masjid, dengan nama Masjid Abdurrahman.

Pada hakekatnya banyaknya tempat ibadah, mushala atau masjid itu bisa menunjukkan bahwa aspek keagamaan yang ada di masyarakat tersebut dalam berbagai kegiatannya (ibadah dan non-ibadah) cukup baik. Meski kadang juga tidak bisa dihindari bahwa adanya banyak tempat ibadah menunjukkan adanya hubungan sosial yang kurang harmonis. Tetapi terlepas dari itu semua, hal yang penting adalah bagaimana menghidupkan dan memakmurkan mushala atau masjid dalam sekian banyak aspek kegiatan keagamaan.

Ketika masyarakat sekitar atau jamaah yang ada di mushala atau masjid itu memiliki kepedulian sesama, maka mereka tidak hanya berlomba-lomba dalam ibadah saja, tetapi juga berlomba-lomba dalam kebaikan sosial lainnya, seperti bersedekah dalam berbagai macam bentuknya, ada yang bersedekah lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan lain sebagainya, dan bahkan mungkin sedekahnya lebih besar dari itu semua. Geliat jamaah di masjid Abdurrahman ini juga terlihat dengan adanya beberapa fasilitas yang ada, seperti disediakan air mineral, kopi dan teh serta free WiFi, tentunya semoga niat mereka yang bersedekah dan kepedulian bersama ini semata-mata mengharapkan ridho Allah SWT dan semoga diterima-Nya menjadi amal shalih bagi dirinya dan keluarganya. Aaamiin

Tulungagung, 15 Juni 2022

Posting Komentar untuk "Dari Mushala ke Masjid"