Keunikan Kota Serambi Mekah
Ketika sampai di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), sekilas siapa pun mungkin menganggap bahwa bangunan itu adalah masjid, karena memiliki kubah dalam jumlah yang lebih dari satu. Pada saat dipoto pun, orang yang melihat poto itu mengatakan bahwa itu adalah masjid. Padahal sebenarnya bangunan itu adalah bandara, yang atapnya dibangun mirip dengan masjid dengan beberapa kubah yang mempercantik bangunannya. Itulah Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Banda Aceh.
Rombongan dari berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, khususnya Fakultas Syariah dan Hukum yang turun dari pesawat kemudian dijemput oleh panitia Rakernas, dengan ramah para panitia menyambut kita semua. Panitia pun mengantarkan rombongan ke hotel yang telah dipesan sebelumnya. Dalam perjalanan kita bisa menjumpai berbagai hal yang unik di sepanjang jalan raya. Kesemuanya seolah-olah memanjakan semua pengunjungnya dan memberi kesan yang indah untuk tidak pernah bosan berkunjung kembali ke Aceh.
Keunikan-keunikan itu antara lain: adanya papan yang bertuliskan Asmaul Husna di sepanjang jalan yang mirip seperti rambu-rambu lalulintas yang seolah-olah mengajak kita semua untuk selalu berdzikir kepada Allah SWT., kedai-kedai atau warung-warung kopi yang sambung-menyambung di sisi kanan kiri jalan raya dan sepanjang jalan-jalan masuk yang ada. Mungkin hal inilah yang pada akhirnya ada ungkapan bahwa Aceh adalah "Kota 1001 Warung Kopi". Keunikan berikutnya, tugu besar yang memiliki empat sisi bertuliskan panduan doa bagi siapa pun yang bepergian (safar) yang mirip dengan tugu Adipura, yang ditulis dengan huruf yang cantik, dan keunikan-keunikan lainnya.
Keunikan-keunikan itu juga terdapat di kota Sabang, salah satu kota yang paling ujung di Aceh. Di antara keunikan-keunikan yang ada di kota Sabang ini adalah Tugu Kilometer 0, sebuah tugu yang besar dan menjulang tinggi sebagai penanda titik awal dari wilayah Indonesia bagian Barat, sebagaimana kilometer 0 yang ada di Merauke sebagai penanda dari arah Timur. Kilometer 0 ini pun menjadi obyek wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Selain itu keindahan bawah laut yang dimiliki Kota Sabang sungguh luar biasa, diantaranya karang batik, meski beberapa di antaranya hancur karena tsunami.
Peristiwa tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 merupakan kejadian yang tiada pernah terlupakan baik oleh masyarakat Aceh, Indonesia maupun dunia. Meski kini Aceh telah bangkit dalam sekian banyak aspek kehidupannya untuk menatap masa depan yang jaya, namun pelajaran yang penting atas terjadinya tsunami itu tentu tidak bisa diabaikan begitu saja. Seperti apapun sebuah peristiwa itu, besar ataupun kecil, penting untuk direnungkan dan diambil pelajarannya, seraya mengangungkan Allah SWT.
Saksi hidup maupun benda-benda yang menjadi saksi yang telah dimuseumkan menjadi bagian penting dalam sejarah peradaban masyarakat Aceh. Museum tsunami yang di dalamnya terdapat sumur doa dan berbagai kejadian saat tsunami, kapal PLTD Apung 1 yang terseret jauh dari pantai, kapal nelayan yang tersangkut di atas rumah warga, dan lain sebagainya, kini menjadi obyek wisata yang semoga memberikan pelajaran positif bagi siapapun yang mengunjunginya. Semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT., selalu berdzikir dan beribadah kepada-Nya. Sebutan Serambi Mekah untuk Aceh pun menemukan maknanya.
Tulungagung, 30 Maret 2022



MasyaAllah
BalasHapusAlhamdulillah
BalasHapus